Sabtu, 25 Juni 2011

Hati, apakah dirimu berani?

Terhantam...
Ah! Apa yang harus aku katakan pada mu, hati.
Pertanggungjawaban atas perkiraanku ini.
Maaf, aku tak tahu bahwa ternyata dirimu belum cukup berani menerima hantaman itu.
Lantas kini kau memerah... bukan merona, tapi tersulut.

Sayang, ayoo sini dalam genggamanku.. Jangan takut. Kau berani!
Hanya perlu mendengarkan saja,
Lalu tetaplah pada percayamu.

Kemarilah, ku bisikkan ,.. bahwa dia yang mengatakan apapun itu, juga hanya manusia biasa!
Tak perlu risau.
Dia pun ada masa tak lebih baik dari mu..

Teruntuk hatiku, kau berani!